Kamis, 17 Oktober 2013

Kertas Usang

Bau datang, hilir mudik
Rasa menyapa, kesana kemari
Ngilu ditampar, hiruk pikuk
Sesak
Si Kertas usang terlempar dan kembali terbuka
memang benar, dia begitu kusam. Seperti kata hatiku
Lalu gemertak kencang tak karuan
ditertawai oleh banyak teman
Lihat! Dulu ia yang menawan kini telah kusam
kau dulu buta ya?
Tidak, aku tidak buta
Aku hanya pak tani dalam dongeng sikancil
Sudah, serahkan kertas usang itu saja
Beri aku sebatang korek api
Biar ia kubakar menjadi abu
Hilang tertelan kebahagiaan
agar si kertas usang tak selamanya usang.

Hari Esok

Malam ini, malam yang melebihi hangat. Panas~
Entah pertanda apa. Tapi semua orang yang merasakan. Jadi ini bukan sebuah pertanda khusus.
Hari esok si misteri yang tak pernah dapat terungkap sebelumnya.
Aku tak tahu apa yang besok akan terjadi.
Padaku, pada keluargaku atau pada semua orang.

Malam ini, ya malam ini.
Alunan sholawat yang tak bisa membuat hati ini bergetar.
Karena hangat yang berlebihan. Panas~
Besok adalah hari penentuan.
Hati ini tak karuan rasanya.
Takut dengan semua takdir kehidupan.
Yang semakin dipikir semakin menjadi.
Aku, eh bukan. Kita. Kita hanya bisa berdoa.
Memohonkan segala kemungkinan yang terbaik.
Untuk aku, untuk kami, lebih tepatnya untuk keluarga kami.

 
Cyperus rotundus Blogger Template by Ipietoon Blogger Template