#NowPlaying# Opick- Satu Rindu *sedia galon*
-My mother- no body can’t change my really super hero. Beliau
orang terhebat sepanjang masa, pahlawan yang tak pernah mengenal kata siang dan
malam, selalu siaga untuk ketiga anaknya kapapun dimanapun. *ambil tisu*
Membuka album kenangan yang usang *mulai mengelap wajah*
melihat disana ada seorang anak kecil yang super unyu unyu *mengaca* disana
wajahnya menggambarkan belum banyak dosa yang tersirat dalam wajahnya. Ia sedang
berada dalam gendongan kedua orang tua yang ganteng dan cantik, tampak tugu
entah namanya apa yang pokoknya menjadi ikon kota banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Saya merasakan bagaimana jerih payah bapak dan mama untuk membina
keluarga yang sakinah ma waddah wa rahmah wa ngisah – ngisah wa ngumbah –
ngumbah wa momong bocah. Oke stop yang itu ngawur.
Dimana balita sekecil saya harus kuat untuk menghadapi
panggung kerasnya kehidupan, naik pesawat, naik kapal bolak – balik dari
kalimantan ke jawa. *stop! 4laY* yang lalu biarlah berlalu. Sekarang aku dah
gedhe, udah gak seunyu dulu tapi masih tetap unyu. Baru ababil, lagi berjuang
di jalan Allah *buka kacamata hitam* dan GAK MAU TAHU bagaimana caranya semua
studi beres hingga jenjang perguruan tinggi dan sukses dunya wal akherah. Dengan
jerih payah kita yang belum seberapa dibandingkan dengan jerih payah orang tua
kita, mulai dari membuat sosok kita hingga membesarkan kita, itu belum cukup
sebanding! Membahagiakan mereka dengan beberapa prestasi itu sudah dapat
membuatnya tersenyum kecil.
Kehidupan keras yang dulu pernah aku alami tidak sekasar
kehidupan sekarang, jaman yang udah serba moderen ini, si unta telah
tergantikan oleh toyota. Tidak hanya dengan kedipan mata semua yang kita
inginkan dapat terwujud begitu saja. Memangnya aladin dan gelas gosoknya. Bagaimana
caranya kita harus berusaha dan sukses, jangan menyerah begitu saja. Dengan dorongan
dan tekanan dari orang tua pokoknya kita harus namplek kembali ke-ro-sa-an
orang tua kita jaman dahulu dengan prestasi kita yang dapat membuat mereka
nangis darah karena kita.
Ibu memang aspek dari segala aspek, apalagi buat yang anak
mami, beliau udah jadi solmetek metek sejatinya mungkin. Dia selalu memberi
tanpa kita meminta. Bahkan kita takkan pernah menyadari sebelumnya. Ia rela membiarkan
bajunya tertesi keringat dan bau kecut agar anaknya bisa tersenyum*ambil galon
cadangan* Kita kalau sudah bersuami juga bakal ngersain kayak begonoan tuh. Oleh
karena itu, the conclusion is we must
fighting till the end of our time to make our parents proud :D.


0 komentar:
Posting Komentar