Senin, 04 Februari 2013

Always Teruntuk For My Super Hero


#NowPlaying# Opick- Satu Rindu *sedia galon*
-My mother- no body can’t change my really super hero. Beliau orang terhebat sepanjang masa, pahlawan yang tak pernah mengenal kata siang dan malam, selalu siaga untuk ketiga anaknya kapapun dimanapun. *ambil tisu*
Membuka album kenangan yang usang *mulai mengelap wajah* melihat disana ada seorang anak kecil yang super unyu unyu *mengaca* disana wajahnya menggambarkan belum banyak dosa yang tersirat dalam wajahnya. Ia sedang berada dalam gendongan kedua orang tua yang ganteng dan cantik, tampak tugu entah namanya apa yang pokoknya menjadi ikon kota banjarmasin, Kalimantan Selatan. Saya merasakan bagaimana jerih payah bapak dan mama untuk membina keluarga yang sakinah ma waddah wa rahmah wa ngisah – ngisah wa ngumbah – ngumbah wa momong bocah. Oke stop yang itu ngawur.
Dimana balita sekecil saya harus kuat untuk menghadapi panggung kerasnya kehidupan, naik pesawat, naik kapal bolak – balik dari kalimantan ke jawa. *stop! 4laY* yang lalu biarlah berlalu. Sekarang aku dah gedhe, udah gak seunyu dulu tapi masih tetap unyu. Baru ababil, lagi berjuang di jalan Allah *buka kacamata hitam* dan GAK MAU TAHU bagaimana caranya semua studi beres hingga jenjang perguruan tinggi dan sukses dunya wal akherah. Dengan jerih payah kita yang belum seberapa dibandingkan dengan jerih payah orang tua kita, mulai dari membuat sosok kita hingga membesarkan kita, itu belum cukup sebanding! Membahagiakan mereka dengan beberapa prestasi itu sudah dapat membuatnya tersenyum kecil.
Kehidupan keras yang dulu pernah aku alami tidak sekasar kehidupan sekarang, jaman yang udah serba moderen ini, si unta telah tergantikan oleh toyota. Tidak hanya dengan kedipan mata semua yang kita inginkan dapat terwujud begitu saja. Memangnya aladin dan gelas gosoknya. Bagaimana caranya kita harus berusaha dan sukses, jangan menyerah begitu saja. Dengan dorongan dan tekanan dari orang tua pokoknya kita harus namplek kembali ke-ro-sa-an orang tua kita jaman dahulu dengan prestasi kita yang dapat membuat mereka nangis darah karena kita.
Ibu memang aspek dari segala aspek, apalagi buat yang anak mami, beliau udah jadi solmetek metek sejatinya mungkin. Dia selalu memberi tanpa kita meminta. Bahkan kita takkan pernah menyadari sebelumnya. Ia rela membiarkan bajunya tertesi keringat dan bau kecut agar anaknya bisa tersenyum*ambil galon cadangan* Kita kalau sudah bersuami juga bakal ngersain kayak begonoan tuh. Oleh karena itu, the conclusion is we must fighting till the end of our time to make our parents proud :D.
 
Cyperus rotundus Blogger Template by Ipietoon Blogger Template