tugas bahasa Indonesia
Filosofi laut adalah tempat yang sangat damai. Dimana ketika
kita merapat disana kita dapat merasakan jiwa yang melayang. Mendengar deruan
air laut yang menabrak karang, melihat ombak yang menggulung Indah. Ingin
rasanya aku berada di tempat ini selamanya. Namun apa daya, aku mempunyai
sebuah tanggung jawab yang besar yang tak mungkin aku tinggalkan. Demi masa
depan yang aku inginkan.
Waktu berlari begitu kencangnya, aku seorang diri pun tak
kuasa tuk mengejarnya. Tahun berjalan begitu cepat. Proses sosialisasi berjalan dengan sempurna. Mengenal semua
teman dan guru – guru menjadi ending
yang sangat sempurna. Mengerti hal – hal yang sebelumnya belum pernah ku kenal
itulah tujuan yang paling utama. Dan akhirnya aku sangat beruntung memiliki
teman – teman yang begitu luar biasa dengan berbagai macam karakter yang
membangunnya.
Ketika itu aku hanya bisa terdiam, termangu, menunggu ujung
waktu untuk mengakhiri masa Sekolah Menengah Pertama. Waktu 3 tahun yang sangat
lama, namun berjalan begitu cepat. Di sana aku dapat menemukan sebagian dari
jati diriku, mendapatkan banyak pengalaman yang hingga akhir hayat mungkin
belum bisa aku lupakan.
●●●
Teng...teng...teng....,
bel tiga kali tanda pelajaran pertama
akan segera dimulai. Murid – murid berseragam biru putih dengan kerudung putih
yang menutupi dada telah berbondong – bondong menuju kelas, semuanya duduk
tegap dan guru pun telah mempin do’a. Berharap hari ini adalah awal yang baik untuk mengawali hari – hari pertamaku di
sekolah.
“Mungkin,
kalian semua kelak akan menjadi seorang presiden, seorang menteri, seorang
pejabat yang akan mengubah Indonesia” ucap guruku pada saat pelajaran bahasa
Indonesia. “Amiiin...” semua anak meresponnya dengan antusias. Pelajaran bahasa
Indonesia pada saat itu memang pelajaran yang selalu penuh dengan motivasi.
Jarang – jarang aku menemui sosok guru seperti itu, beliau tidak jarang memberikan
kuis agar pelajaran bahasa Indonesia tidak begitu monoton, sering juga kuis
tersebut berembel – embel hadiah. Rasanya aku sangat beruntung memiliki guru
seperti itu.
“Nafas kita hari ini adalah episode kecil dari
sebuah cerita panjang perjalanan sejarah manusia. Beri tanda noktah ungu, agar
berkasnya menjelma menjadi rindu”.
Begitu ucapnya, dengan suara yang lantang sebagai akhir dari pembelajaran
bahasa Indonesia hari ini. Hati ku pun tersentuh, fikirku tak tahu arah. Aku
ingat bahwa usia ku di Sekolah Menengah Pertama tidak akan lama lagi. Aku belum
siap untuk meninggalkan tempat ini dan para sahabat – sahabatku. Episode ku
hari ini hanya sebagai cuplikan dari kisah hidupku yang masih panjang. Aku pun
berkemas membereskan semua alat tulis
yang berserakan di atas meja, karena bel
sudah berdering panjang. Aku masih mempunyai banyak pekerjaan di asrama, teman
– teman ku juga telah mempunyai agenda tersendiri sepulang sekolah ini.
Kugendong tas biruku keluar kelas menuju asrama, sambilnya ku merenungi
bagaimana jadinya aku setelah episode hari ini berakhir?
●●●
Seperti
biasanya jarum jam terus berjalan dan tak akan pernah berbalik arah. Waktu
untuk Ujian Nasional kian dekat. Persiapan yang telah dilaksanakan oleh guru
maupun muridpun sudah matang. Tinggal waktu saja yang menjemput. “maafkan aku
ya jika aku punya salah sama kamu” celetuk aku kepada sahabatku. Aku tersadar karena
selama aku hidup di Sekolah Menengah
Pertama ini aku tak luput dari
kesalahan, terutama kepada sahabatku. Tak mungkin ketika aku pergi nanti aku
meninggalkan banyak salah kepada banyak orang. “maafkan ]ku juga, mungkin kata
– kataku tak pantas buat hati mu selama ini”. Ah sahabatku memang pengertian.
“hari ini
memang melelahkan, namun yang akan membuat lebih lelah adalah Mabit malam ini”
batinku dalam hati. Malam Bina Iman dan Takwa yang biasanya kita kenal dengan
Mabit, ini adalah salah satu event yang diadakan sekolahku dalam menyambut
Ujian Nasional. Selain mempersiapkan secara lahi riyah, kita juga perlu mempersiapkannya
secara batiniyah. Mabit akan dilaksanakan pada jauh hari sebelum ujian dan dua
miggu menuju Ujian, memang persiapan rohani juga sangat dibutuhkkan dalam Ujian
Nasional esok.
Ketika
rangkaian acara telah kulewati bersama teman – teman seperjuangan. Aku menangis
dalam hati. Bagaimana kelak aku berdiri menghadapi hidup ini tanpa teman –
temanku yang selama ini selalu ada untuk ku dalam bahagia maupun sengsara. Dan
saat itu aku yakin bahwa masa depan ku akan lebih baik daripada masa lalu ku,
dan aku akan menemukan teman yang lebih baik dari pada teman sebelumnya. Namun,
bagaimana pun juga aku takkan pernah dan takan bisa untuk melupakan teman –
teman ku saat ini.
●●●
Besok adalah hari H Ujian Nasional tepatnya tanggal 26 April
2011. Diriku sudah menekatkan bahwa aku siap untuk menghadapi hari esok. Namun
saran guru sebaiknya kita tidak usah terlalu monoton untuk belajar terus
menerus karena akan membuat kita stress.
Mobil – mobil nan mewah terparkir rapi di lapangan maupun di
halaman asrama. Itu tandanya bahwa adik kelas 7 dan 8 siap menikmati liburannya
di rumah. Hanya tinggal kelas 9 seorang diri di dalam kompleks asrama yang
begitu luasnya. Namun, itu demi ketenangan kita untuk ujian esok. Bahkan ibu
dapur rela memasak masakan yang spesial buat kita demi kelangsungan gizi kita
selama ujian, karena itu juga akan berpengaruh pada saat mengerjakan ujian.
Langkah derap kaki menuju dapur sangat antusias, kami
berempat berjalan bersama sambil merenungi tentang diri kita masing – masing.
Namun, kami tersadar bahwa semua nasib kita ada di tangan Allah. Bukan karena itu
kita hanya memasrahkan semua nasib kita kepada Allah. Namun semua itu tidak
luput juga dari usaha kita.
●●●
Ketika
terbangun setelah mendirikan tahajjud dan witir. Aku tersadar bahwa hari ini
adalah puncak perjuanganku. Aku harus berjuang penuh untuk menuaikan tinta emas
untuk masa depanku kelak. Tak lupa aku
mengambil air wudhu dan mendirikan sholat shubuh berjama’ah dan diikuti dengan
bacaan al – ma’surat.
Teng......teng......teng....,
bel untuk memasuki ruangan telah dibunyikan. Semua anak kelas 9 berbondong –
bondong keluar asrama menuju lapangan untuk mengikuti do’a bersama di lapangan
demi kelancaran kami. Bahkan di antara kami ada yang menangis karena merasa
takut. Namun kami juga tak patah semangat kami menyanyikan yel – yel untuk
mengawali ujian hari ini. “Go to graduation!” teriak kami semua. Berharap
menjadi kenyataan. Kami memasuki ruangan dan tak lupa mencium tangan sang
pengawas. Berharap kita semua beruntung. Batin ku.
Tak terasa
4 hari berlalu begitu saja. Kami sangat senang dan terharu tak menyangka bahwa
kami telah menyelesaikan pendidikan kami selama 3 tahun terakhir ini. Kami
mengemas – ngemasi barang – barang kami. Bersiap untuk menikmati liburan dan
melepas rindu berama orang tua dan sanak saudara yang berada di kampung halaman
kami. Kami bisa temu kangen bersama teman – teman lama kami dirumah. Itulah kenikmatan
yang dapat kami rasakan setelah menempuh Ujian Nasional.
●●●
Akulah
hanya setetes air dari seribu luasnya lautan. Episode ku kali ini akan segera
berakhir. Perjalanan ku hampir sampai. Perjalanan menuju pintu kelulusan siap
menanti ku. Ternyata aku dapat mengarungi samudra kehidupan yang sangat deras
ini. Lautpun menjadi saksi atas perjalanan hidupku. Perjalanan ku tak hanya
sampai disini. Masih banyak rintangan yang akan menantiku.
Pembekalan
yang diberikan oleh guru kami untuk para calon allumni sebelum kelulusan. Acara
berlangsung selama satu pekan. Disana kami mendapatkan banyak pengetahuan. Guru
kami memang pahlawan kami. Mereka mengorbankan apapun demi kebaikan muridnya.
Acara berlangsung sangat seru, kebersamaan sangat terasa pada acara ini.
Akankah ku rindukan masa ini ketika aku sudah menempuh jalan yang baru kelak?
●●●
Ternyata
waktu telah menjawabnya. Hidup kita memang sangat misterius, apa yang terjadi
kedepannya kita tak dapat menebaknya. Masa lalu tinggalah berlalu. Hanya dapat
kita jadikan sebagai pelajaran untuk masa depan.
Ternyata tradisi
sekolah ku untuk mengadakan study wisata
tak pernah terlewatkan. Semua teman – teman seperjuanganku menyambutnya dengan
senang hati. Kami berencana untuk melakukan perjalanan menuju Jakarta - Bandung.
Acara ini sebagai ajang refreshing bagi kelas 9 sekaligus sebagai acara
terakhir bagi kelas 9. Aku tak dapat menahan kuasa. Kelak aku tidak akan
bertemu sahabat dan teman ku dalam waktu 24 jam.
Study
wisata berjalan sangat enjoy. Suatu pengalaman yang tak mudah untuk dilupakan
bersama teman teman ku.
Kutitipkan seribu cintaku kepada kunang –
kunang yang terang benderang untuk teman – teman ku tercinta.
●●●
Burung tak akan
sampai ke tempat tujuan tanpa sepasang sayap. Begitu juga manusia. Dia tak akan
hidup dan melewati hidupnya tanpa teman yang menuntunnya.
Dimana setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tak ada
yang dapat mengelak takdir tersebut. Aku seorang diri tak kan pernah siap untuk
menghadapi kenyataan ini. Happy ending. Itulah yang selalu ku harapkan.
Berharap kenyataan dan terwujud. Sejarah ini
akan kutuliskan di atas batu. Tak akan pernah ku biarkan angin dan air menghapusnya. Aku sangat
beruntung dapat menimba ilmu di tempat yang barakah ini.
Ketika namaku di sebut segera aku melangkah menuju panggung,
langkah – langkah yang membuat jantungku
berdegup kencang. Takut akan semua kesalahanku kepada semua orang yang
terlontar secara tersirat. Akupun juga merasakan hal yang tak biasa.
Kesalahanku akan lebih jauh kurang dibanding kekuranganku, dan tak mungkin
dengan kesalahan ku yang banyak ini, dapat untuk membuat jasa baik kalian
guruku. Maafkan aku, maafkan dirku yang hina ini.
Kalung wisuda telah menggantung dileherku. Aku membalikan
diri melangkah lega menuju tempat dudukku. Teman – teman menjabat tanganku dan
memberikan ucapan selamat begitu juga aku.
Ternyata aku sudah berada diujung pantai mendekati samudra
lautan yang sangat luas. Kapalku telah menghampiriku dan akan membawa ku menuju
kehidupanku yang lebih tinggi dan lebih berat. Akankah aku dapat bertahan di
tempat ku yang baru? Akankah aku terkalahkan dengan ombak yang deras? Hanya
waktu yang dapat menjawab. Aku tak lupa mengangkat tanganku dan melambaikan
tanganku. Kapalku terus berjalan menjauhi pantai, dan tak ku lihat lagi teman –
teman tercinta. Selamat tinggal teman, selamat menempuh hidup baru kalian.
Berharap kita akan bertemu kembali kelak dengan masa depan kita yang cemerlang.


0 komentar:
Posting Komentar